Minggu, 02 Juli 2023

Urgensi Penerapan Hikmah Bagi Setiap Penggiat Dakwah


Artikel singkat ini,ditulis karena sering ditemukannya pemandangan yang kurang nyaman untuk dilihat dari sudut pandang  penyampaian ilmu agama yang sesuai dengan tuntunan syariat yang hakiki.Dan semoga dengan adanya artikel singkat ini,menjadi sedikit bekal yang dapat memberikan pencerahan atas izin Allah.Sehingga hikmah pun akan selalu membersamai dakwah sebagaimana mestinya. Artikel ini ditulis dengan metode pengamatan realita yang terjadi dilapangan dakwah,dan hasilnya seperti yang dipaparkan diawal abstrak ini.Sehingga penulis mengambil kesimpulan akan pentingnya ada himbauan dan sedikit arahan ilmiah untuk para penggiat dakwah agar dapat menyampaikan ilmu agama dengan hikmah.

Sebagaimana yang kita ketahui bersama,bahwa sejatinya jiwa manusia ini senantiasa menyuruh dan mengajak kepada perbuatan yang kurang baik.Sebagaimana perkataan Nabi Yusuf alaihissalam dialquran dalam surah Yusuf ayat 53 yang Allah abadikan sebagai firman-Nya yang artinya”sesungguhnya jiwa itu banyak menyuruh kepada keburukan”.Dari sisi lain pun islam itu sendiri sudah asing  dikalangan manusia pada umumnya,sehingga butuh kebijaksanaan dalam penyampaiannya agar manusia dapat menerima ajarannya dengan hati yang lapang.

Jika berbicara tentang penyampaian ajaran islam dengan bijak,kita tidak perlu bingung dan repot dalam  mencari referensi untuk dijadikan rujukan atau siapa yang akan kita jadikan sebagai contoh dalam hal ini,karena Allah sudah mengutus rasul-Nya sebagai contoh yang baik bagi umatnya terutama dalam tata cara penyampaian ilmu kepada manusia.Dalam artikel singkat ini,penulis akan memaparkan beberapa contoh bijak dari nabi kita Muhammad صلى الله عليه و سلم  dalam menyampaikan agama yang mulia ini kepada umat manusia yang semoga bermanfaat pagi para pembaca sekalian.Berikut beberapa contoh tersebut:

1.Nabi صلى الله عليه و سلم   tidak terus-menerus memberi nasehat kepada para sahabatnya.

Diriwayatkan oleh imam bukhari rahimahullah dari sahabat ibnu masud radiyallahu anhu beliau berkata:Dahulu Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم   tidak memberikan nasehat kepada kami di beberapa hari tertentu untuk menghindari rasa bosan terhadap kami.

Berkata Alkhottobi mengomentari hadist tersebut:Maksud dari perkataan tersebut adalah bahwasanya Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم   dahulu sangat memperhatikan keadaan dalam menyampaikan ilmu dan nasehat kepada para sahabatnya,dan tidak memberikan ilmu dan nasehat kepada mereka setiap hari karena khawatir rasa bosan akan menimpa mereka,dan khawatir mereka tidak dapat menerima nasehat tersebut jika disampaikan secara terus-menerus tanpa jeda.

Alhafidz Ibnu Hajar juga mengomentari hadist tersebut dan berkata: Didalam hadist tersebut terkandung sifat kelembutan dari nabi صلى الله عليه و سلم   kepada para sahabatnya dan bagusnya komunikasi Nabi ketika mengajarkan dan memahamkan sahabatnya agar mereka mengambil ilmu dari Nabi dengan semangat bukan dengan rasa jenuh dan bosan,dan agar mereka dapat mengikuti Nabi terhadap apa yang disampaikan.Karena sesungguhnya,metode pengajaran dengan bertahap lebih ringan bebannya dan lebih tepat terhadap keteguhan seseorang daripada mengambilnya dengan cara membanting tulang dan melampaui batasannya.

2.Pendeknya khutbah Nabi صلى الله عليه و سلم  .

Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم  tidak pernah memanjangkan khutbahnya,bahkan khutbah beliau singkat.Imam Muslim rahimahullah telah meriwayatkan dari sahabat Jabir bin Samurah radhiyallahu anhu beliau berkata: Aku pernah salat bersama Rasulullah صلى الله عليه و سلم  maka salat beliau itu singkat dan khutbah beliau juga singkat.

Maksud dari singkatnya khutbah beliau adalah yang seperti dikatakan oleh AlMallai Alqorii yaitu pertengahan diantara terlalu berlebihan dan terlalu kekurangan dari sisi panjang dan pendek.

Maka dari itu,kesimpulan yang dapat kita petik dari dua contoh bijak tersebut yang berasal dari Nabi kita Muhammad صلى الله عليه و سلم  adalah,agar seseorang senantiasa bersikap hikmah dalam menyampaikan ilmu kepada manusia seacara umum.Karena Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم  sangat memperhatikan keadaan umatnya dalam menyampaikan syariat agama islam ini.Dan beliau adalah contoh terbaik bagi umat manusia ini,maka sudah sepantasnya bagi siapapun yang ingin mencari sosok figur dalam menyampaikan ilmu,agar menjadikan Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم   sebagai figur tersebut,karena tidak ada manusia digenerasi ini yang lebih baik dari Nabi kita Muhammad صلى الله عليه و سلم  .Untuk menambah wawasan tentang tata cara berdakwah dengan bijak yang sesuai dengan tuntunan Nabi صلى الله عليه و سلم ,silakan merujuk kepada kitab fikih dakwah karangan syekh doktor Fadhlu Ilahi dengan judul”Min Sifati Addaiyah Muroatu Ahwalil Mukhotobin Fi Dhauil Kitabi Was Sunnah Wa Sayyidis Sholihin. 


Nama:Akmal Mubaraq (2021.03.1911)

Prodi: Hukum Keluarga Islam STDI Imam Syafii Jember.